This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 08 Agustus 2009

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK PERENCANAAN USAHA

1. Perencanaan Usaha Baru
Perencanaan usaha baru merupakan langkah yang harus ditempuh oleh wirausaha setelah mendapatkan ide untuk memulai usaha. Perencanaan merupakan cetak biru tertulis (blue print) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasioal usaha, rincian finansial, strategi usaha, peluang pasar dan kemampuan serta ketrampilan pengelolanya. Dalam dunia usaha / bisnis sekarang ini, pada umumnya dikenal tiga cara untuk memasuki suatu usaha / bisnis, yaitu:
a. Merintis usahabaru sejak awal.
Dalam merintis usaha baru, modal uatama yang harus ada adalah ide. Baik ide untuk melakukan proses imitasi dan duplikasi atau ide untuk melakukan pengembangan dan perbaikan usaha yang sudah ada, maupun ide untuk menciptakan sesuatu yang baru dan beda. Setelah ide diperoleh, barulah dilakukan analisis mengenai kemungkinan-kemungkinan dari usaha atau kelayakan usaha yang meliputi:
1) Strength (kekuatan)
2) Weakness (kelemahan)
3) Opportunity (peluang)
4) Threat (ancaman)
Kemudian perlu diperhatikan juga beberapa hal berikut dalam memulai usaha, yaitu:
1) Bidang usaha dan jenis usaha yang akan dirintis.
2) Bentuk dan kepemilikan usaha yang akan dipilih.
3) Tempat usaha yang akan dipilih.
4) Organisasi yang akan digunakan dalam menjalankan usaha.
5) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh.
6) Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.
Untuk mengelola usaha tersebut harus diawalai dengan:
1) Perencanaan usaha.
2) Pengelolaan keuangan.
3) Aksi strategis usaha untuk memasuki pasar dan menghadapi persaingan.
4) Teknik pengembangan usaha.
Kelebihan dalammemulai usaha baru, yaitu:
1) Merupakan gagasan murni pemilik.
2) Bebas beroperasi.
3) Fleksibel dan mudah pengaturannya.
Hambatan dalam memulai usahabaru, yaitu:
1) Sikap dan kebiasaan pelanggan yang berkaitan dengan loyalitas, karena perusahaan yang telah lama tentu mengetahui sikap dan kebiasaan pelanggan.
2) Biaya perubahan, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan karyawan dan kondisi perubahan dan membuka usaha baru.
3) Respon pesaing yang agresif, sebagai bentuk usaha mempertahankan pasar yang telah dimiliki.
4) Adanya hak cipta, paten dan merek dagang.
5) Pengakuan nama kurang.
6) Fasilitas in-efisien.
7) Penuh ketidak pastian.
8) Persaingan kurang diketahui.
b. Membeli usaha yang sudah ada.
Banyak alasan yang dapat digunakan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada dari pada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:
1) Resiko lebih rendah.
2) Pengelolaan lebih mudah.
3) Peluang berkembang lebih besar.
4) Harga usaha dapat ditawar.
5) Tingkat kegagalan lebih kecil.
6) Waktu yang digunakan lebih sedikit.
7) Membutuhkan tenaga yang lebih sedikit.
Tapi dengan membeli perusahaan baru yang sudah ada juga memiliki beberapakerugian dan permasalahan, Yaitu:
1) Masalah ekternal
a) Apakah usaha yang dibeli memiliki daya saing harga di pasar.
b) Bagaimana segmen pasar produknya.
c) Seberapa besar agresifitas pesaingnya.
d) Apakah ada industri yang dominan.
e) Bagaimana ukuran dan pertumbuhan pasarnya.
f) Apakah perubahan teknologi dapat mempengaruhi perusahaan.
2) Masalah internal
a) Bagaimana citra perusahaan.
b) Bagaimana manajemennya.
c) Bagaimana karyawannya.
d) Bagaimana lokasinya.
e) Bagaimana perkiraan masa depan usaha tersebut.
Sebelum kontrak jual beli usaha diakukan analisis dan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1) Pengalaman apa yang dimiliki pembeli untuk mengoperasikan perusahaan tersebut?
2) Mengapa perusahaan tersebut berhasil tetapi dalam kondisi kritis?
3) Bagaimana prospek lokasi usaha tersebut?
4) Berapa harga yang rasional untuk membeli perusahaan tersebut?
5) Apakah dengan membeli perusahaan tersebut lebih menguntungkan dari pada merintis usaha baru?
c. Kerja sama manajemen atau waralaba (franchising)
Cara ketiga dalam memasuki dunia usaha adalah dengan melakukan kerja sama manajemen atau waralaba. Cara ini sangat populer untuk saat ini dalam dunia bisnis. Kerja sama ini melibatkan dua pihak perusahaan atau pemilik modal dalam bekerja sama, yaitu antara frenchisor atau induk perusahaan pemilik lisensi dengan frenchisee atau perusahaan penyalurnya. Dalam kerjasama ini, perusahaan induk selalu memberikan dukungan awal yang meliputi:
1) Pemilihan tempat.
2) Rencana bangunan.
3) Pembelian peralatan.
4) Pola arus kerja.
5) Pemilihan karyawan.
6) Periklanan.
7) Grafik.
8) Bantuan pada acara pembukaan.
Selain dukungan awal tersebut, terdapat juga bantuan lain yang berlanjut, yang meliputi:
1) Pencatatan dan akuntansi.
2) Konsultasi.
3) Pemeriksaan dan standarisasi.
4) Promosi.
5) Pengendalian kualitas.
6) Nasehat hukum.
7) Penelitian.
8) Material lainnya.
Keuntungan yang lain dari kerjasama wara laba ini menurut Zimmerer adalah:
1) Pelatihan, pengarahan dan pengawasan yang berlanjut dari frenchisor.
2) Bantuan finansial, biasanya biaya modal untuk pembukaan sangat besar, sedangkan sumber modal waralaba terbatas.
3) Keuntungan dari penggunaan nama, merek dan produk yang telah dikenal.
Sedangkan menurut Peggy Lambing, keuntungan keuntungan tersebut antara lain:
1) Bantuan awal yang memberi kemudahan. Misalnya nasehat pemilihan lokasi, analisis tata letak fasilitas, bantuan keuangan, pelatihan manajemen, seleksi karyawan, dan bantuan pelatihan.
2) Basis pertimbangan prospek keberhasilan, yaitu penyajian prediksi dan pengujian tentang kemungkinan untuk menghasikkan keuntungan.
3) Mendapat pengakuan segera oleh konsumen.
4) Daya beli yang lebih baik, karena merupakan bagian dari usaha besar, maka pembayaran untuk perangkat usaha relatif lebih murah.
5) Cakupan periklanan yang lebih luas.
6) Perbaikan operasional dengan metode yang lebih baik dan efisien.
Disamping beberapa keuntungan tersebut diatas, kerjasama sistem waralaba ini juga memiliki kekurangan, yaitu sistem ini berkaitan dengan jenis usaha yang dijalankan dan kecakapan dari wirausaha dalam menjalankan usaha. Kerugian sistem waralaba menurut Zimmerer antara lain:
1) Program latihan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan.
2) Pembatasan kreatifitas penyelenggaraan usaha frenchisee.
3) Frenchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada pihak lain tanpa menawarkan terlebih dahulu kepada pihak frenchisor dengan harga yang sama.

2. Tujuan dan Sasaran Usaha
a. Tujuan usaha
Tujuan utama usaha saat ini sudah mengalami pergeseran orientasi. Tujuan utama uasaha modern adalah kepuasan konsumen, baru kemudian laba usaha dan kepercayaan. Keuntungan dari kepuasan konsumen memiliki nilai yang lebih besardari keuntungan materi, karena dengan semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen akan memberikan keuntungan materi yang lebih besar sebagai efek dari loyalitas konsumen terhadap produk dan pelayanan yang diberikan. Akan tetapi tujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang, margin, kecepatan usaha dan pertumbuhan usaha tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan usaha.
Sebelum menentulan tujuan usaha

मेंगानालिसिस पेलुंग उसाह

MENGANALISIS PELUANG USAHA

1. Pengertian Kewiraisahaan
Pengertian wirausaha secara umum masih tumpang tindih dengan wiraswasta maupun enterprenuer, terjadi perdebatan antara beberapa ahli mengenai pengertian dari ketiganya. Akan tetapi pada hakekatnya ketiga istilah tersebut memiliki karakteristik dan isi yang sama yaitu:
a. Menanggung resiko
b. Menemukan sesuatu yang baru
c. Lain dari yang lain
d. Mandiri atau berorganisasi
e. Memiliki kebebasan pribadi
f. Memperoleh kepuasan tersendiri

2. Peluang usaha
Dalam kondisi normal setiap manusia memiliki yang sama. Sama sama sebagai manusia yang memiliki organ tubuh yang lengkap, sama funsinya, sama bentuknya walaupun terkadang berbeda ukurannya. Akan tetapi pada dasarnya sama yaitu sebagai manusia yang sempurna. Dari berbagai kesamaan sebagai manusia sebenarnya terdapat hal yang membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya yaitu kemauan untuk merubah dirinya menjadi lebih baik dari manusia yang lain dengan mengambil peluang yang muncul didepan mereka. Semua manusia memiliki kemampuan yang sama tetapi kemauan untuk merubah yang dimiliki sangat berbeda. Inilah pondasi utama yang harus dimiliki oleh seorang calon wirausahawan, berani dan mau untuk mengembangkan kemampuannya melalui usaha yang kreatif dan penuh inovasi.
Setiap usaha, baik baru maupun yang sudah berjalan pasti memiliki peluang dan resiko yang akan diterima dalam perjalanan usahanya. Sebagai uasaha baru dengan produk baru sebagai hasil dari kreatifitas dan inovasi tentu memiliki peluang keberhasilan yang lebih besar dan juga resiko kegagalan yang lebih besar pula, hal ini merupakan konsekuensi yang harus dijalani sebagai pemain baru dalam dunia usaha.
Dalam merintis usaha baru, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Bidang dan jens usaha yang akan dimasuki
b. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
c. Tempat usaha yang akan dipilih
d. Organisasi yang akan digunakan
e. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
f. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh
Peluang sangan jarang ada dengan sendirinya. Tetapi peluang harus diciptakan dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi dan situasi yang ada serta pengumpulan berbagai informasi yang terbaru yang sedang berkembang di masyarakat. Peluang usaha dapat digali melalui berbagai usaha dan cara diantaranya:
a. Membuka mata dan telinga untuk mengumpulkan berbagai informasi terbaru dari lingkungan . informasi merupaka ujung tombak pertama yang harus dimiliki sebelum membuat pilihan dalam memulai usaha baru. Banyakorang yang ingin menjadi wirausahawan karena melihat keberhasilan orang lain dalamusaha ini. Akan tetapi karena tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup dan informasi yang lengkap mengenai usaha tersebut, usaha yang mereka bangun terjungkal dalam waktu sekejap. Oleh karena itu, bagi para pemula dalam usaha ini harus mempersiapkan langkah-langkah yang strategis dan berencana berdasarkan informasi yang diperoleh dari lingkungan. Informasi dapat diperoleh melalui berbagai sumber, yaitu:
1) Media informasi, baik cetak maupun elektronik
Untuk saat ini akses informasi dapat diperoleh dengan mudah, berbagai jenis informasi dapat Anda temukan dalam majalah atau koran, banyak kegiatan usaha yang telah sukses dan berhasil dengan dilaksanakan oleh orang lain, dengan mengetahui informasi tersebut akan menimbulkan minat untuk mengikuti jejak sukses mereka.
2) Informasi dari teman, saudara atau tetangga
Teman merupakan sumber informasi yang terpercaya dan terdekat. Mereka juga merupakan sumber inspirasi dan ide, mereka dapat membantu Anda untukmemberikan pendapat tentang bidang usaha apa yangsesuai dengan minat dan kemampuan Anda, atau mungkin Anda dapat meniru kisah sukses mereka yang telah yang memulai usaha terlebih dahulu.
3) Seminar
Banyak sekali kegiatan seminar yang diadakan yang berkaitan dengan kewirausahaan, dengan mengikuti seminar tersebut akan Anda dapatkan berbagai referensi jenis-jenis usaha yang telah berhasil dan jenis usaha yang memilki peluang untuk berhasil.
4) Usaha yang telah ada
Mengamati usaha yang telah ada merupakan cara termudah untuk meningkatkan minat untuk membuka usaha baru, dengan melihat langsung usaha yang telah ada, Anda akan berpikir dan menemukan celah peluang usaha baru.
b. Pengembangan ide-ide dan gagasan baru berdasarkan kondisi yang sudah ada
Manusia yang kreatif dan inovatif dapat dengan mudah menemuka berbagai ide dan gagasan baru tentang suatu produk yang telah ada dan belumada. Ada rumus sederhana dari beberapa ahli kewirausahaan dalam rangka menemuka produk baru dari produk yang telah ada sebelumnya, yaitu:
1) Menonton
Dengan melihat suatu produk yang telah ada, Anda akan tahu bagaimana karakteristik dari prodik tersebut dengan berbagai kegunaannya.
2) Memperhatikan
Memperhatikan bagai mana produk itu dibuat, bagaimana prosesnya, bagaimana memasarkannya, bagaimana fungsi utamanya dan berapa harganya serta keuntungan yang dijanjikannya akan memacu Anda untuk berusaha memperoleh sukses yang sama dari pemilik produk tersebut, apalagi jika produk tersebut sedang ”booming” di pasar.
3) Memahami
Setelah memperhatikan suatu produk, Anda harus memahamiproduk tersebut, bagaimana kelebihannya dan bagaimana kelemahannya, dengan demikian Anda akan terpacu untuk berusaha menemukan produk yang hampir sama dengan produk tersebut dan memiliki kelebihan yang lebih yang lebih baik dengan sedikit kelemahan.
4) Menambahkan
Menambahkan nilai lebih dari suatu produk yang telah ada merupakan langkah kreatif yang menuntut inovasi yang lebih, sehingga produk yang akan Anda hasilkan akan diterima oleh pasar dengan lebih baik dariproduk sebelumnya.
5) Menemukan
Dengan memberi nilai lebih atau nilai guna dari suatu produk yang telah ada, berarti Anda telah menemukan variasi baru dari produk yang telah ada. Ini merupakan hal yang biasa dalam dunia usaha dan termasuk wajar atau diperbolehkan.
Selain langkah diatas, menurut Prof. George W. Ladd berbagai ide dapat Anda gali dari eksploitasi imajinasi dan intuisi untuk kemajuan usaha, langkah-langkahnya yaitu :
1) Melalui alam bawah sadar.
Pada saat Anda sedang berbicara dengan orang lain, tiba-tiba muncul ide dalam pikiran Anda, namun Anda masih terus melanjutkan pembicaraan dengan orang lain tersebut, Anda berusaha untuk mengulang kembali ide yang sebelumnya pernah muncul dalam pikiran. Tapi Anda tidak dapat menemukan kembali ide yang telah muncul tersebut. Anda tidak dapat lagi mengejar ide tadi. Itulah yang disebut ide alam bawah sadar, yaitu berupa proses mental yang dapat berbentuk pikiran, ide, dan perasaan yang muncul dalam pikiran Anda tanpa disadari.
Menurut Freud, pikiran manusia diibaratkan gunung es yangada dilautan. Kira-kira hanya 1/8 gunung es yang muncul di permukaan air, dan sisanya berada dibawah air. Demikian pula halnya dengan pikiran sadar Anda hanya sebagian kecil proses mental yang Anda sadari, dan sebagian besar berada dibawah alam sadar. Sebagai calon wirausaha yang sukses Anda harus lebih banyak menggali potensi-potensi yang terpendam dalam pikiran alam bawah sadar untuk merubah kehidupan Anda. Namun harus Anda ingat bahwa Anda juga harus mengembangkan rasa sadar Anda, agar pada saat ide bawah sadar muncul Anda tidak akan lupa dengan ide tersebut.
Menurut Prof. George W. Ladd dalam buku kewirausahaan tulisan Buchari Alma, ada beberapa kondisi yang dapat mengaktifkan kembali proses bawah sadar menjadi sangat produktif, kondisi-kondisi tersedut adalah :
a) Doubt
Dalam kondisi ragu-ragu tentang suatu hal, pikiran alam bawah sadar akan membantu menciptakan ide pemecahan masalah yang ada.
b) Venturesome attitude (sikap berani)
Anda tidak akan pernah melakukan sesuatu jika Anda takut terlebih dahulu kalau-kalau berbuat salah. Kesalahan itu hal biasa, tetapi berani mencoba merupakan hal yang luar biasa. Menurut Carol Kesney Goman (1991:12) cara untuk mempercepat keberhasilan dengan melipatgandakan kegagalan, mereka yang akrab dengan kegagalan akan semakin mudah menemukan kreatifitas dan keuntungan.
c) Memoriest, interest dan bergabai pengalaman
Pengalaman adaah guru yang paling bijak mungkin benar, karena dengan semakin banyak pengalaman, semakin banyak memori yang Anda pendam dalam memori bawah sadar, beberapa ahli kejiwaan menyatakan dengan semakin banyak pengalaman, maka semakin banyak problem yang ingin Anda hadapi dan lebih banyak problem terebut dapat Anda atasi dengan baik.
d) Persiapan yang sempurna dan sungguh-sungguh
Semakin baik persiapan Anda maka akan semakin sedikit halangan yang akan Anda hadapi dijalan, yang terpenting dalam memulai sesuatu adalah memformulasikan secara baik berbagai kondisi dan masalahnya.
e) Menyerah sementara
Menyerah sementara bukan berarti berhenti secara total, dengan mendiamkan sementara berbagai masalah akan memicu alam bawah sadar utuk menyelasaikan masalah tersebut dengan memberikan ide pemecahan masalah.
f) Istiraha / santai (relaxation)
Istirahat merupakan langkah yang baik untuk membangkitkan intuisi yang sebelumnya macet, tidak dapat muncul disaat Anda membutuhkan. Dengan beristirahat, proses bawah sadar akan bekerja, menggali berbagai pengalaman masa lampau untuk memecahkan masalah yang Anda hadapi.
g) Menulis kembali (writing)
Denagn menulis seseorang akan dapat membangkitkan intuisinya. Mungkin ketika Anda mulai menulis, yang Anda ketahui hanya kalimat pertama saja sedang kalimat-kalimat selanjutnya masih samar. Tetapi dengan Anda mulai menulis maka akan muncul intuisi yang terus menerus, dan selesailah pekerjaan Anda.
h) Bertukar Pikiran (sharing)
Bertukar pikiran akan menambah wawasan Anda terhadap berbagai masalah yang Anda hadapi, yang semula buah pikiran Anda kurang komplit. Dengan bertukar pikiran maka akan komplit dengan sendirinya. Menulis diatas merupakan salah satu bentuk diskusi dengan diri sendiri.
i) Bebas dari kebingungan
Dalam menggali ide atau gagasan, Anda harus berani membebaskan diri dari berbagai kebingungan, mungkin karena banyak tugas dan pekerjaan. Dengan memberikan prioritas tertentu terhadap berbagai masalah yang ada, Anda akan dengan mudah menyelesaikan masalah tersebut.
j) Batas waktu
Pemberian batas waktu dalam menyelesaikan tugas akan memancing alam bawah sadar untuk lebih giat bekerja dalam menyelesaikan persoalan yang ada. Semakin sedikit waktu yang tersedia, maka akan semakin banyak muncul ide praktis dalam kepala.
k) Keterlibatan yang dalam
Keterlibatan yang mendalam dan rasa keingintahuan akhir penyelesaian suatu masalah akan semakin mengaktifkan alam bawah sadar, yaitu dengan semakin dalam menggali pengalaman Anda dalam memori otak.
2) Imajinasi
Imajinasi merupakan suatu hal manusiawi, yang dimiliki oleh setiap manusia. Namun yang membedakan adalah seberapa besar imajinasi tersebut dapat mempengaruhi pola pikir seseorang. Apakah imajinasi yang dimilikinya termasuk dalam imajinasi pasif atau termasuk dalam imajinasi kreatif.
a) Imajinasi pasif adalah yang berupa lamunan dan mimipi saja. Tanpa ada usaha untuk memenuhi keinginan imajinasi tersebut. Sebagai gambaran imajinasi pasif adalah ketika Anda melihat sesuatu benda sebagaimana adanya, tanpa diikuti kerja otak untuk bertanya mengapa demikian. Misalnya melihat mobil, maka yang ada dalam pikiran hanya kata ”itu mobil” tanpa ada tambahan yang lainnya.
b) Imajinasi kreatif atau produktif adalah berupa kemauan membentuk kembali pengalaman masa lalu, dengan mengobservasi kembali dan berusaha mewujudkan keinginan dalam imajinasi tersebut, sebagai gambaran imajinasi aktif adalah ketika Anda melihat suatu benda, seakan akan benda itu merupakan benda baru dalam pengetahuan Anda sehingga dengan melihat benda itu akan diikuti kerja otak untuk bertanya mengapa demikian. Misalkan melihat mobil, maka yang ada dalam pikiran Anda buka hanya kata ”itu mobil”, tetapi diikuti berbagai pertanyaan produktif tentang mobil tersebut, seperti berapa harganya, bagaimana kerjanya, fungsinya untuk apa saja dan lain-lain.
3) Intuisi
Intuisi merupakan penggabungan berbagai ide dan pola pikir dalam memori ingatan. Terutama dari alam bawah sadar Anda. Dalam ilmu pengetahuan intuisi merupakan pengertian yang diperoleh secara mendadak tentang kebenaran. Intuisi merupakan proses mental bawah sadar yang dapat distimulasikan agar lebih produktif.
c. Menciptakan peluang usaha baru berdasarkan informasi dan lingkungan
1) Sumber-sumber potensial peluang
Peluang usaha baru lebih banyak muncul dari gabungan beberapainformasi yang Anda peroleh dari lingkungan. Banyak sumber-sumber porensial peluang usaha dapat digali dan dikembangkan dengan menampung danmengoleksi beberapa ide yang Anda miliki dari berbagai ide yang Anda dapatkan melalui pengumpulan informasi dan lingkungan, sumber-sumber potensial peluang dapat berasal dari :
a) Menciptakan produk baru dan berbeda
Dalam menciptakan produk baru dan berbeda ini, Anda harusmemperhatikan perilaku konsumen di pasar. Paling sedikitnya ada dua unsur pasar yang harus diperhatikan:
(1) Permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan.
(2) Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang.
Selain itu seorang wirausaha baru harus mampu untuk menganalisis pasar yang meliputi aspek:
(1) Kemampuan menganalisis demografi pasar.
(2) Kemampuan menganalisis sifat dan tingkah laku pesaing.
(3) Kemempuan menganalisis keunggulan bersaing dan kevakuman pesaing yang dapat dijadikan peluang baru.
b) Mengamati pintu peluang
Dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pesaing Anda, pasti akan ada peluang yang muncul sebagai imbas kelemahan yang dimiliki oleh pesaing. Dengan melakukan pengamatan secara menyeluruh, peluang tersebut akan ditemukan. Peluang pasar dapat juga dilihat dengan cara mengamati konsumen yang ditiju, fokus pengamatan tersebut adalah:
(1) Barang dan jasa apa yang dibutuhkan konsumen?
(2) Berapa banyak yang mereka butuhkan?
(3) Kualitas mana yang paling tepat?
(4) Berapa banyaknya?
(5) Bagaimana harga yang diminta?
(6) Dimana tempat penjualan yang diinginkan?
Menurut Zimmerer dalam tulisan Suryana, ada beberapa keadaan yang dapat dijadikan peluang, yaitu:
(1) Produk baru harus segera dipasarkan dalam waktu yang relatif singkat.
(2) Kerugianteknik harus rendah.
(3) Saat dimana pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya.
(4) Pesaing tidak memiliki teknologi canggih.
(5) Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya.
(6) Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk baru.
c) Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis produk ini sangat penting, untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasil kan memadahi atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut? Apakah biaya yang dikeluarkan tersebut lebih efisien dari biaya yang dilekuarkan oleh pesaing? Apakah produk tersebut sesuia dengan kebutuhan konsumen? Bagaimana respon pasar dengan produk tersebut?
d) Menaksir biaya awal
Biaya awal dalam memulaiusaha baru harus dapat Anda perkirakan. Sumber dananya dan digunakan untuk apa terlebih dahulu, berapa yang diperlukan untuk operasi, perluasan dan biaya lain-lainnya.
e) Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi
Resiko merupakan hal yang wajar dan harus ada dalam memulai atau menjalankan suatu usaha, baik resiko kecil maupun besar, dalam mengantisipasi resiko perlu lebih dahulu diadakan analisis tentang kekuata dan kelemahan, peluang dan ancaman yang ada (SWOT / Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat).
Beberapa informasi untuk membuka peluang baru yang harus dikumpulkan tersebut berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut:
a) Informasi tentang minat dan daya beli konsumen tuju.
b) Informasi tentang seluk beluk teknik pemasaran produk barang maupun jasa.
c) Informasi tentang tingkat penjualan dari produk yang ditawarkan.
d) Informasi tentang produk itu sendiri.
e) Informasi mengenai penerapan manajemen usaha.
f) Informasi mengenai besar kecilnya modal yang digunakan.
g) Informasi mengenai berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
h) Informasi mengenai bagaimana perawatan peralatan dilakukan.
i) Informasi mengenai administrasi dan pembukuan dalam menjalankan usaha.
j) Informasi mengenai penelitian dan pengembangan usaha.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Peggy Lambing (2000:90), dalam buku kewirausahaan yang ditulis oleh Suryana. Ada dua pendekatan utama yang digunakan oleh wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru, yaitu:
a) Pendekatan “inside-out” atau disebut dengan “idea generation” yaitu berdasarkan gagasan sebagai kunci dan penentu keberhasilan usaha. Dengan melihat ketrampilan sendiri, kemampuan, latar belakang dan sebagainya yang menentukan jenis usaha yang akan dirintis.
b) Pendekatan “the out - side in” atau disebut juga “opportunity recognition” yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa perusahaan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan sesuatu kebutuhan di pasar melalui pengamatan lingkungan (environment scanning) atau alat untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan pasar dan merubahnya menjadi peluang-peluang ekonomi. Sumber peluang tersebut dapat diperoleh dari:
(1) Surat kabar
(2) Laporan periodik tentang perubahan ekonomi
(3) Jurnal perdagangan dan pameran dagang.
(4) Publikasi pemerintah.
(5) Informasi lisensi produk yang disediakan oleh broker, universitas dan perusahaan lainya.
Dalam buku-buku kewirausahaan yang lain, sumber informasi dapat diperoleh dari:
(1) Bagian pemesaran dan penjualan
(2) Informasi kedudukan perusahaan di pasar.
(3) Bagian pembukuan
(4) Hasil penelitian pasar
(5) Konsumen dan distributor
(6) Pesaing
(7) Wilayah niaga
(8) Manajer produksi
(9) Internet, TV, majalah dan lain-lain.
Dengan demikian sumber informasi peluang dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
(1) Sumber informasi primer
(a) Langsung berasal dari konsumen / pelanggan sendiri
(b) Langsung dari pedagang perantara
(c) Langsung dari penjual
(2) Sumber informasi skunder
(a) Catatan intern wirausaha sendiri
(b) Pemerintah
(c) Biro statistik
(d) Perkumpulan dagang
(e) KADIN
(f) Media massa.
2) Manfaat sumber informasi peluang usaha
Dengan bekal informasi yang ada seorang wirausaha dapat melakukan perubahan dan perbaikan terhadap produk atau jasa yang ada. Manfaat informasi tersebut antara lain :
a) Perluasan kompetisi dalam usaha.
b) Pembuatan produk atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen
c) Pemasaran produk atau jasa
d) Masalah ketenagakerjaan
e) Cara mengelola usaha
f) Desain produk atau jasa
g) Kualitas produk atau jasa
h) Manfaat produk atau jasa
Sehingga dengan berbekal informasi yang ada, wirausaha dapat menggunakannya sebagai peluang usaha baru, diantaranya :
a) Memilih dan membuat produk atau jasa yang berkualitas yang sesuai dengan minat konsumen.
b) Memilih dan membuat desain baru atau kombinasi yang sesuai dengan minat konsumen.
c) Memilih dan membuat produk atau jasa yang lebih cepat dan sesuai dengan daya beli konsumen.
d) Menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan.
Selai beberapa hal di atas, informasi yang dimiliki dapat digunakan untuk mengidentifikasikan ”Kebutuhan Pelanggan” dan ”Kemampuan Pesaing” berdasarkan pendekatan ”Inside-Out”. Setelah informasi dikuasai dan dimiliki, seorang wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Sebagaimana disampaikan oleh Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan adalah:
a) Kemampuan teknik.
Kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang atau jasa yang dubutuhkan dan cara kerjanya.
b) Kemampuan pemasaran.
Kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang sesuai.
c) Kemampuan finansial.
Kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dan cara menggunakannya.
d) Kemampuan hubungan.
Kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara, dan mengembangkan relasi serta kemampuan komunikasi dan negoisasi.
3) Peluang bidang usaha dan jenisnya yang dapat dimasuki :
a) Pertanian, meliputi usaha pertanian, kebutuhan, perikanan dan perkebunan
b) Pertambangan, meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu dan bata.
c) Pabrikasi, meliputi usaha industri, perakitan dan sintesis.
d) Konstruksi, meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya.
e) Perdagangan, meliputi usaha eceran, perdagangan kecil (ritel), grosir, agen, dan ekspor impor.
f) Jasa keuangan, meliputi usaha perbankan, asuransi, dan koperasi.
g) Jasa perorangan, meliputi potong rambut, salon, laundry,dan catering.
h) Jasa umum, meliputi usaha pengangkutan, pergudangan,wartel dan distribusi.
i) Jasa wisata.
Menurut Ating Tedjasutisna (2001:43) ada beberapa jenis bidang usaha yang dapat dipilih untuk dijadikan salah satu peluang usaha, diantaranya :
a) Bidang usaha perawatan komputer
(1) Wirausaha
Tekinisi terampil dalam perawatan dan perbaikan komputer.
(2) Karyanya
(a) Menciptakan nilai tambah pada komputer.
(b) Peluang ketidaktahuan pemilik atau pemakai komputer.
(c) Menciptakan peluang baru dari kekhawatiran pemilik akan terjadinya kerusakan.
b) Bidang usaha perbengkelan
(1) Wirausaha
Jeli dalam membaca arah perkembangan industri dan mengantisipasi implementasi anggaran industri.
(2) Karyanya.
(a) Mendayagunakan modal kedua belah pihak dengan manajemen waktu.
(b) Menjamin mutu dan kesinambungan pasokan.
(c) Menemukan pasokan yang sesuai.
(d) Menciptakan nilai tambah pada barang modal atau produk yang dibutuhkan.
c) Bidang usaha promosi penjualan.
(1) Wirausaha
Memiliki minat pada kegiatan promosi dengan pemuatanfilm dan kontak konsumen.
(2) Karyanya
(a) Penawaran kepada produsen dilakukan sendiri oleh wirausaha.
(b) Menciptakan makna baru pada keharusan masyarakat di daerah akan sarana hiburan yang murah meriah.
(c) Memberikan nilai tambah pada pada pemutaran film dengan mensponsorkan kegiatannya kepada produsen untuk keperluan promosi.
d) Bidang usaha angkutan
(1) Wirausaha
Memiliki minat pada jasa angkutan
(2) Karyanya
(a) Menjalin hubungan dengan pemasok maupun pembeli.
(b) Mengerahkan armada angkutan.
(c) Memberi peran baru pada sarana transportasi.
e) Bidang uasaha pe4layanan SDM
(1) Wirausaha
Menyadari kelebihannya sebagai tenaga terdidik yang sangat dihargai masyarakat.
(2) Karyanya
(a) Menciptakan makna baru pada ketrampilan
(b) Memberikan bimbingan pada pengrajin.
(c) Mengadakan kursus-kursus pramuwisata.
(d) Menyelenggarakan pelatihan ketrampilan khusus.
f) Bidang cinderamata
(1) Wirausaha
Jeli mengantisipasi perkembangan jajaran industri pariwisata di wilayah Indonesia.
(2) Karyanya
(a) Menciptakan nilai tambah pada hasilkarya pengrajin yang dipasarkan.
(b) Menciptakan cideramata sendiri yang unik.
(c) Memasarkan hasil kerajinan daerah yang berpotensi dijadikan cinderamata.
(d) Memesan kepada pengrajin dengan desain sendiri.
g) Bidang usaha perkreditan
(1) Wirausaha
Kuat dalam manajemen piutang dan mengasai akses kepemilikan modal dan kemampuan manajemen kas.
(2) Karyanya
(a) Menjamin dan memastikan selesainya urusan kredit.
(b) Mempertemukan kebutuhan pemasok dan pemakai kredit.
(c) Menciptakan peluang baru dari kesulitan pengadaan kas atau barang.
(d) Memberi nilai tambah pada kas yang senggang dan barang modal atrau barang konsumsi yang berharga.
h) Bidang usaha olahan
(1) Wirausaha
Menguasai manajemen produksi dan memiliki minat menghasilkan barang jadi atau setengah jadi dari bahan baku.
(2) Karyanya
(a) Menciptakan produk baru yang berkaitan antara bahan baku dengan kebutuhan manusia di lingkungannya.
(b) Memberi nilai tambah pada bahan baku melalui proses olahan.
(c) Mendayagunakan teknologi untuk mengolah bahan baku.
(d) Memasarkan produk yang dibutuhkan oleh konsumen.
i) Bidaang usaha rekrutmen
(1) Wirausaha
Memahamipelatihan SDM dan kemampuanmenjual.
(2) Karyanya
(a) Mempertemukan kebutuhan perusahaan akan tenaga penjual yang handal dengan pencari pekerjaan.
(b) Melakukan pelatihan tenaga kerja yang produktif dan sesuai dengan kebutuhan.
j) Bidang usaha tata boga
(1) Wirausaha
Memilikio kualifikasi sebagai ahli gizi, punya hobi memasak atau pelayanan tata boga.
(2) Karyanya
(a) Menciptakan peluang baru dengan memberikan nilai tambah pada masakan tradisional.
(b) Memasarkan fast food khas Indonesia.
(c) Adanya sentuhan pada proses penyimpanan dan mutu pelayanan pada saat penyajian.

3. Resiko Usaha
Wirausaha merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan resiko, dengan berani mengambil resiko untuk suatu kemajuan yang diimpikan. Sehingga seorang wirausaha harus memiliki kemauan dan kemampuan mengambil resiko tersebut dengan perhitungan yang matang, karena pada dasarnya segala resiko dapat diatasi. Resiko usaha secara umum disebabkan oleh :
a. Perubahan permintaan. Hal ini sebagai akibat dari perubahan kondisi ekonomi, perubahan mode, perubahan selera konsumen, adanya produk baru yang bisa menggantikan produk lama dengan harga yang lebih murah dan lain-lain.
b. Perubahan konjungtur. Perubahan ini sebagai akibat tidak setabilnya kondisi ekonomi dalam negara dan pemerintah, sehingga keadaan ekonomi terkadang mengalami inflasi yang menyebabkan harga naik atau resesi yang menyebabkan harga turun drastis dan lain-lain.
c. Adanya persaingan yang ketat. Persaingan merupakan hal yang wajar dalam dunia usaha, karena dorongan untuk mendapatkan keuntungan yang sama dengan produk yang hampir sama.
d. Akibat lain yang merupakan resiko usaha, misalnya perubahan teknologi, perubahan peraturan, adanya bencana alam, dan sebagainya.
Resiko usaha tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
a. Resiko karena barang-barang tidak laku.
b. Resiko karena barang-barangnya tidak terbayar.
c. Resiko karena barang-barangnya tidak bermanfaat bagi konsumen.
d. Resiko karena adanya pencurian, penipuan dan lain sebagainya.
e. Resiko karena adanya bencana alam, seperti kebakaran, longsor, banjir, dan lain-lainnya
f. Resiko karena adanya kredit yang macet.
g. Resiko karena adanya hutang yang besar dan tidak terbayar.
h. Resiko karena adanya pemogokan karyawan.
i. Resiko karena adanya sabotase terhadap usahanya.
j. Resiko karena harba barang-barang naik turun.
k. Resiko karena adanya persaingan global.
l. Resiko karena adanya inflasi dan resesi.
m. Resiko karena adanya gejolak pilitik dalam negara.
n. Resiko karena keuangan usaha.
o. Resiko karena tidak dipercaya oleh perbankan.
p. Resiko karena adanya cash flow yang tersendat-sendat.
q. Resiko karena tingkat penjualan yang rendah.
r. Resiko karena kacaunya distribusi.
s. Resiko karena sulitnya mencari bahan baku.
t. Resiko karena kacaunya manajemen produksi.
Dalam proses penentuan jenis usaha yang akan dipilih oleh wirausaha, perlu dilakukan analisis terlebih dahulu mengenai resiko usaha yang dipilih, bahan analisa tersebut adalah:
a. Apakah resiko yang ditanggung sebanding dengan hasil dari usaha atau bisnis?
b. Mengapa resiko usaha sangat penting bagi wirausaha?
c. Apakah resiko usaha dapat dikurangi atau dihilangkan?
d. Informasdi usaha atau bisnis apa yang diperlukan oleh seorang wirausahasebelum mengambil resiko?
e. Persiapan-persiapan apa saja yang diperlukan, sebelum wirausaha mengambil resiko tersebut?
f. Apakah ada orang-orang dan sumber daya dapat membantu mengurangi resiko mengurangi resiko dan untuk mencapai tujuan usaha?
g. Adakah rasa takut dalam mengambil resiko tersebut?
h. Apakah wirausaha bersedia sekuat tenaga untuk menetapkan tujuan?
i. Apakah yang akan didapat oleh wirausaha setelah mengambil resiko?
j. Apakah ada alternatif usaha yang lebih baik dan resiko yang lebih mudah dalam memilih usaha?
Bebagai resiko tersebut dapat dikurangi dengan menetapkan prosedur dalam menganalisis resiko, yaitu menetapkan terlebih dahulu beberapa langkah berikut:
a. Tujuan dan sasaran usaha.
Dalam menjalankan usaha, seorang wirausaha harus menetapkan terlebih dahulu tujuan dan sasaran usaha yang dijalankan.
b. Meneliti alternatif resiko.
Memilih berbagai alternatif resiko yang mungkin dihadapi, sehingga diperoleh pilihan-pilihan usaha yang memiliki resiko terkecil dan kemungkinan berhasil yang terbesar.
c. Merencanakan dan melaksanakan sebuah alternatif.
Melaksanakan sebuah alternatif yang sudah direncanakan sebelumnya dari beberapa alternatif yang ada.
d. Taksiran resiko usaha.
Mampu memperkirakan bagaimana resiko yang harus dihadapai dalam berbagai pilihan usaha yang ada, sehingga dapat memilih usaha yang sesuai dengan kapasitas kemampuan wirausaha.
Dalam menghadapi resiko diperlukan beberapa kemampuan pribadi seorang wirausaha, kemampuan wirausaha dalam menghadapi dapat ditingkatkan melalui beberapa hal berikut:
a. Keyakinan pada diri sendiri untuk sukses.
b. Kemampuan menghadapi situasi resiko menurut tujuan usaha.
c. Kemampuan menilai resiko secara realistis.
d. Kesediaan untuk mengubah keadaan demi keuntungan usaha.

4. Faktor-faktor pemicu keberhasilan dan kegagalan dalam berwirausaha
Dalam berwirausaha terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi kunci keberhasilan dan faktor yang dapat menyebabkan kegagalan wirausaha, faktor-faktor tersebut adalah:
a. Faktor keberhasilan wirausaha.
Keberhasilan dalam usaha ditentukan oleh beberapa faktor. Baik faktor internal wirausaha atau faktor eksternal dari wirausaha, antara lain:
1) Faktor internal.
a) Percaya diri.
b) Perencanaan yang mantap.
c) Berorientasi pada tugas dan hasil.
d) Keberanian mengambil resiko.
e) Kepemimpinan.
f) Beorientasi pada masa depan.
g) Keorsinilan
2) Faktor eksternal.
a) Tingkat persaingan
b) Kondisi pasar.
c) Kondisi ekonomi.
d) Kebijakan pemerintah
e) Sarana dan prasarana pendukung usaha.
Dalam mencapai keberhasilan, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Zimmerer dalam tulisan Suryana, ciri-ciri wirausaha yang berhasil adalah:
1) Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas.
2) Beorientasi pada prestasi, tercermin pada pandangan dan tindakan terhadap peluang orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana dan mengutamakan pengawasan.
3) Memiliki komitmen yang kuat kepada orang lain, misalkan dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.
Dalam buku “Menjadi Enterpreneur Sukses” karya Purdi E. Chandra (2004:1), kunci utama dan modal pertama yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah berani, yaitu:
1) Berani bermimpi
Berani bermimpi merupakan modal awal dalam memulai usaha, karena mimpi merupakan bentuk cetak biru atau rencana yang kemungkinan terwujudnya lebih besar. Dengan memiliki mimpi, seseorang akan berusaha dan termotivasi untuk mewujudkan impian tersebut.
2) Berani mencoba.
Berani mencoba sesuatu merupakan satu langkah maju dalam wirausaha. Bagaimanapun resiko yang ada, seorang wirausaha harus berani dan semakin tertantang untuk menghadapi resiko tersebut.
3) Berani merantau.
Berani merantau merupakan salah satu bentuk usaha untuk mencapai impian yang telah dibangun dan bentuk keberanian mencoba mewujudkan impian. Keberanian merantau dan berpisah dengan keluarga merupakan salah satu bentuk pendidikan kemandirian dan salah satu usaaha meningkatkan rasa percaya diri yang nyata.
4) Berani gagal.
Berani bermimpi kemudian berani mencoba dan berani merantau seharusnya menjadi modal dasar wirausahauntuk berani gagal. Kegagalan merupakan salah satu guru nyata untuk semakin meningkatkan kemampuan dalam usaha, kemampuan mengasah kreatifitas dan inovasi dalam usaha.
Menurut Murphy and Peck dalam buku kewirausahaan karya Buchari Alma (2000:83), ada delapan ciri yang harus dimiliki seorang wirausaha yang juga merupakan kunci keberhasilan, yaitu:
1) Mau bekerja keras.
Wirausaha identik dengan kerja keras, dimana dengan bekerja keras maka keberhasilan akan semakin mudah didapatkan.
2) Bekerjasama dengan orang lain.
Manusia tidak akan dapat hidup layak tanpa bantuan orang lain, demikian juga wirausaha semakin banyak relasi yang dimiliki maka keberhasilan akan semakin mudah dicapai.
3) Penampilan yang baik.
Penampilan tidak selalu identik dengan rupa wajah. Akan tetapi penampilan disini berkaitan dengan etos kerja yang jujur, disiplin, penuh tanggung jawab dan bersahabat.
4) Yakin.
Setiap wirausaha harus memiliki keyakinan diri (self confident), keyakinan yang diambil dengan berbagai pertimbangan dan rencana yang sangat baik.
5) Pandai membuat keputusan.
Pandai dalammengambil keputusan yang terbaik, dalam menghadapai berbagai masalah selalu mempersiapkan langkah-langkah alternatif pemecahan masalah diluar pilihanutama.
6) Mau menambah ilmu pengetahuan.
Seorang wirausaha harus selalu merasa kurang dalam ilmu pengetahuan. Sehingga terus berusaha menambah pengetahuan yang dimiliki dengan sering bertanya, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.
7) Berambisi untuk maju.
Ambisi untuk terus maju selalu dipupuk, pantang menyerah dan pantang puas dengan hasil yang diperoleh.
8) Pandai berkomunikasi.
Seorang wirausaha harus pandai berkomunikasi dengan baik, utuk semakin mempererat hubungan dengan rekan kerja atau orang lain.
Menurut Suryana (2006:67), kunci keberhasilan dalam wirausaha adalah:
1) Kemampuan dan kemauan.
Seorang wirausaha harus memiliki dua hal terpenting dalam kehidupan usaha yaitu kemampuan dan kemauan. Karena orang yang punya kemempuan tetapi tidak punya kemauan tentu tidak akan pernah meju karena tidak pernah mau mencoba. Demikian juga orang yang punya kemauan tetapi tidak punya kemempuan untuk mewujudkan juga tidak akan maju, karena bermimpi tanpaberusaha mewujudkannya.
2) Tekad yang kuat dan kerja keras.
Wirausaha identik dengan kerja keras dan tekad yang kuat untuk mewujudkan impiannya untuk maju.
3) Mengenal peluang dan berusaha meraihnya.
Wirauasaha harus mampu mengenal berbagai peluang yang ada, mampumembuat pilihan peluang dan berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya.
b. karakteristik dan sikap kepribadian wirausaha yang berhasil.
Dalam praktek uasaha yang dilakukan oleh beberapa wirausaha yang berhasil memiliki karakteristik yang hampir sama dengan yang disampaikan oleh Bygrave dalam konsep 10D-nya.
Karakteristik wirausaha yang berhasil menurut konsep 10 D:
1) Dream.
Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginan masa depan pribadi dan bisnisnya dan yang paling penting adalah bagaimana dia berusaha mewujudkan impiannya tersebut.
2) Decisiveness.
Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat, penuh tanggung jawab dan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan adalah faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
3) Doers
Seorang wira usaha selalu menindaklanjuti setiap hasil keputusan yang telah dibuatnya, melaksanakankegiatanny asecepat dia sanggup. Artinya seorang wirausahatidak pernah menunda-nunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan.
4) Determination
Seorang wirausaha dalam melaksanakan kegiatannya penuh dengan perhatian, rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak pernah menyerah. Walaupun dihadapkan pada halangan atau rintangan yang tidak mudah diatasi.
5) Dedication.
Seorang wirausaha memilikidedikasi yang tinggi terhadap bisnis yang dijalankannya. Semua perhatiannya ditujukan untuk bisnisnya.
6) Devotion
Seorang wirausaha sangat mencintai bisnis yang dijalankannya tersebut. Hal ini mendorong dia untuk bekerja secara efektif dan mencapai keberhasilan dalam menawarkan setiap produk yang dimilikinya.
7) Details
Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara terperinci, dia tidak mengabaikan hal-hal kecil yang mungkin dapat mengganggu kegiatan usahanya.
8) Destiny.
Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia adalah orang yang bebas dan tidak ingin tergantung pada orang lain.
9) Dollars.
Seorang wirausaha tidak sangat mengutamakan kekayaan. Motivasinya adalah sukses berusaha, maka dia pantas mendapatkan laba atau keuntungan.
10) Ditribute
Seoarang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada oarang-orang kepercayaannya. Orang-orang keprcayaan ini adalah orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis.
Secara eksplisit, karakteristik wirausaha yang berhasil menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess adalah:
1) Memiliki visi dan tujuan yang jelas.
2) Bersedia menanggung resiko waktu dan uang.
3) Memiliki perencanaan yang matang dan mampu menorganisasikannya.
4) Bekerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya.
5) Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja dan pihak lain.
6) Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.
Sifat kepribadian wirausaha menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess adalah:
1) Memiliki kepercayaan diri untuk dapat bekerja keras secara independen dan berani mengambil resiko untuk memperoleh hasil.
2) Memiliki kemampuan untuk berorganisasi, dapat mengatur tujuan , berorientasi hasil dan tanggung jawab terhadap kerja keras.
3) Kreatif, inovatif dan mampu melihat peluang yang ada dalam wirausaha.
4) Menikmati tantangan dan mencari kepuasan pribadi dan memperoleh ide.
c. Analisis keberhasilan dan kegagalan usaha.
Dalam menjalankan bisnis harus dilakukan analisis terhadap kemungkinan keberhasilan dan kemungkinan kegagalan usaha. Analisis usaha tersebut meliputi:
1) Aspek produk.
Aspek produk ini merupaka aspek yang terpenting dalam analisa usaha. Karena produk inilah yang dibutuhkan oleh konsumen. Dalam aspek produk, hal-hal yang perlu dijadikan bahan pertimbangan adalah:
a) Apakah produk tersebut merupakan produk yang dibutuhkan oleh konsumen?
b) Berapa biaya untuk memproduksinya?
c) Bagaimana proses produksinya?
d) Berapa harga yang diberikan kepada konsumen yang masih memberikan keuntungan?
e) Bagaimana harga yang diminta oleh konsumen?
f) Bagaimana kualitas produknya?
g) Bagaimana desain, kemasan dan warna yang diminta konsumen?
2) Aspek pemasara.
Dalam menganalisa aspek pemasaran ini, wirausaha harus terlebih dahulu membuat sistem informasi pemasaran yang memadai berdasarkan analisa dan prediksi peluang usaha yang ada. Komponen-komponenyang yang perlu dianalisa dan dicermati adalah:
a) Kebutuhan dan keinginan konsumen.
b) Segmentasi pasar.
c) Target.
d) Nilai tambah.
e) Masa hidup pasar.
f) Struktur pasar.
g) Persaingan dan strategi pesaing.
h) Ukuran pasaar.
i) Pertumbuhan pasar.
j) Laba kotor.
k) Pangsa pasar.
3) Aspek produksi atau opersi.
Berapa unsur dalam aspek produksi yang perlu dianalisis adalah:
a) Lokasi opersi atau produksi.
b) Volume produksi.
c) Mesin dan peralatan.
d) Bahan baku dan penolong.
e) Tenaga kerja.
f) Tata letak.
4) Aspek manajemen.
a) Kepemilikan.
b) Organisasi.
c) Tim manajemen.
d) Karyawan.
5) Aspek keuangan.
Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
a) Kebutuhan dana.
b) Sumber dana.
c) Proyeksi neraca.
d) Proyeksi laba rugi.
e) Proyeksi arus kas.
6) Aspek minat dan daya beli konsumen.
Keberhasilan usaha tidak akan pernah terlepas dari faktor minat dan tingkat daya beli konsumen. Dalam menentukan harga perlu dipertimbangkan terlrbih dahulu siapa konsumen dari usaha. Faktor-faktor tersebut adalah:
a) Apakah mereka kalangan atas, menengah, atau bawah?
b) Apakah mereka berpenghasilan tinggi, sedang, atau rendah?
c) Apakah mereka anak-anak, remaja, atau dewasa?
d) Apakah mereka bertempat tinggal di kota, desa, atau pesisir?
Kemudian setelah diketahui siapa konsumenyang dijadikan sasaran pemasaran produk, Anda juga harus mempertimbangkan minat dan daya beli konsumen. Karena minat dan daya beli konsumen saling berkaitan dan mempengaruhi terhadap produk dan usaha Anda. Kaitan antara minat daya beli adalah sebagai berikut:
a) Minat besar daya beli besar, maka kelangsungan produk dan usaha terjamin.
b) Minat besar daya beli rendah, maka kelangsungan hidup produk akan mendapat halangan dalam pemasaran pada segmen tersebut.
c) Minat dan daya beli rendah, maka produk yang kita hasilkan tidak akan produktif dan merupakan bentuk kesalahan produksi dan perlu diganti.
d. Faktor-faktor penyebab kegagalan usaha.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa keberhasilan dan kegagalan sangat ditentukan oleh kondisi kepribadian wirausaha. Menurut Zimmerer dalam dalam tulisan Suryana ada beberapa hal yang dapat menjadi sumber kegagalan dalam menjalankan usahanya, yaitu:
1) Tidak kompeten dalam hal manajerial.
Tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan dalammengelola usaha merupakan faktor penmyebab utama kegagalan.
2) Kurang pengalaman.
Kurangnya pengalaman dalam menghadapi kegagalan dan keberhasilan dapat membuat usaha yang baru dijalankan mudah goyah diterjang persaingan.
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Seorang wirausaha harus dapat mengendalikan laju keuangannya. Hal ini untuk menjaga agar segala pengeluarannya merupakan pengeluaran yang efektif dan efisien.
4) Gagal dalam perencanaan.
Sikap terburu-buru mengambil keputusan dapat menjadi sumber kegagalan dalam menjalankan usaha, karena apa yang telah direncanakan tidak dapat berjalan semestinya.
5) Salah memilih lokasi.
Lokasi merupakan faktor utama yang lainnya dalam menjalankan usaha, karena lokasi sangat berpengaruh terhadap konsumen.
6) Kurangnya pengawasan peralatan.
Peralatan yang dimiliki harus selalu diawasi, apakah sudah bekerja secara efektif dan efisien atau belum. Wirausaha harus mampu mengoperasikan segala peralatan yang dimiliki secara efektif dan efisien.
7) Sikap yang tidak sungguh-sungguh dalam berusaha.
Mudah menyerah dan setengah-setengah dalam berusaha merupaka faktor pribadi yang merupakan penghambat dalam menjalankan usaha.
8) Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.
Dunia usaha selau mengalami perubahan setiap saat tanpa disadari. Oleh karena itu seorang wirausaha harus dapat melakukan transisi dalam usaha yang dijalankannya mengikuti perkembangan yang ada.
Selain beberapa hal tersebut di atas, ada beberapa hal yang sangat berpotensi bagi seorang wirausaha mundur dalam menjalankan usahanya, yaitu:
1) Pendapatan yang tidak menentu.
Pendapatan yang tidak menentu, baik pada awal usaha maupun pada tahap pertumbuhan merupakan salah satu resiko yang harus ditanggung oleh wirausaha. Tidak ada jaminan untuk terus mendapatkan pendapatan yang berkesinambungan. Kondisi ini terkadang membuat seseorang mundur dari berwirausaha.
2) Kerugian akibat hilangnya modal investasi.
Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangat tinggi. Menurut Yuyun Wirasasmita tingkat kegagalan usaha kecil di Indonesia mencapai 75%. Kondisi ini menjadi salah satu sebab seseorang mundur dari wirausaha.
3) Perlu kerja keras dan waktu yang lama.
Dalam menjalankan usaha baru memang membutuhkan waktu yang lama dan kerja keras. Dua hal tersebut terkadang dijadikan alasan untuk mindur dari wirausaha.
4) Lambatnya perubahan kualitas kehidupan.
Terkadang usaha yang dijalankan sudah mulai menghasilkan dan mulai mantap, tetapi hal tersebut belum dapat merubah kualitas kehidupan seorang wirausaha. Hal ini terjadi mungkin hasil dari usahanya diinvestasikan kembali, sehingga tingkat kehidupan tidak segera berubah. Kondisi ini juga dapat menjadi penyebab seseorang mundur dari wirausaha.
Kegagalan dapat juga berasal dari sifat pribadi yang penuh dengan keraguan dan tidak memiliki orientasi yang tegas, yaitu:
1) Suka meremehkan waktu.
2) Suka menerobos atau jalan pintas.
3) Tidak memiliki kepercayaan diri.
4) Tidak berdisiplin.
5) Suka mengabaikan tanggung jawab.
Alex S. Nitisemito (29-30) menyebutkan sebab-sebab kegagalan usaha dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Kurang ulet dan mudah putus asa.
2) Kurang tekun dan kurang teliti.
3) Kurang inisiatif dan kurang kreatif.
4) Tidak jujur dan tidak menepati janji.
5) Kekliruan dalam memilih lapangan pekerjaan.
6) Memulai usaha langsung secara besar-besaran.
7) Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal pinjaman.
8) Mengambil kredit tanpa pertimbangan masak-masak.
9) Kurang dapat menyesuaikan dengan selera kosumen atau pembeli.
10) Pelayanan yang kurang baik.
11) Banyak piutang ragu-ragu.
12) Banyak pemborosan dan penyelewengan.
13) Kekeliruan menghitung harga pokok.
14) Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial.
15) Tidak ada pemisahan antara harta pribadi dengan harta perusahaan.
16) Kemacetan keuangan yang sering terjadi.
17) Kurangnya pengawasan dan pengendalian.

5. Pemanfaatan Peluang Usaha yang Ada secara Kreatif dan Inovatif.
Berbagai peluang mungkin saja telah ditemukan dan dikumpulkan menjadi satu. Akan tetapi sikap wirausaha yang baru memulai usahanya kesulitan membuat pilihan dalam memilih bentuk usaha yang mana yang akan digeluti terlebih dahulu, hal ini merupakan kondisi yang wajar yang akan dihadapi oleh pemain baru dalam persaingan usaha.
a. Pengembangan kreatifitas.
Menurut Zimmerer dalam tulisan Suryana (2003:25) pengembangan kreatifitas memerlukan ketrampilan mengoptimalkan kemampuan otak kanan. Dalam mengoptimalkan kerja otak kanan untuk mengembangkan ketrampilan kreatif terdapat ciri-ciri sebagai berukut:
1) Selalu bertanya ”apa ada cara yang lebih baik?”
2) Selalu menantang kebiasaan, tradisi, dan kebiasaan rutin.
3) Selalu melakukan refleksi atau merenungkan dan berpikir mendalam.
4) Berani bermain mental untuk melihat masalah dari perspektif yang beda.
5) Menyadari kemungkinan banyak jawaban dari satu jawaban yang benar.
6) Melihat kagagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai sukses.
7) Mengkorelasikan ide-ide masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovasif.
8) Memiliki ketrampilan helikopter ( helicopters skill), yaitu kemampuan untuk bangkit diatas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari prespektif yang lebih luas kemudian memfokuskannya pada kebutuhan untuk berubah.
Dalam hal ini menurut Zimmerer dalam tulisan suryana (2006:44) ada tujuh langkah proses kreatif yaitu:
1) Persiapan (preparation).
Dalam memulai segala sesuatu memang diperlukan suatu persiapan meski dalam hal sekecil apapun. Persiapan memerlukan landasan dalam menumbuhkan kreatifitas dan inivasi. Dalam melakukan persiapan sebaiknya sebagai eorang wirausaha baru belajar bagaimana menumbuhkan pola pikir kreatif. Zimmerer menyebutnya ada tujuh langkah untuk berpikir kreatif, yaitu:
a) Hindari sikap tidak mau belajar, memanfaatkan setiap waktu untuk belajar.
b) Belajar banyak, jangan belajat terbatas pada satu keahlian saja, karena letak inovasi berasal dari banyaknya keahlian yang dimiliki.
c) Diskusikan ide-ide Anda dengan orang lain.
d) Himpun artikel-artikel penting.
e) Temu profesional atau asosiasi dagang dan pelajari cara mereka memecahkan masalah.
f) Gunakan waktu untuk belajar dari orang lain.
g) Kembangkan kemampuan untuk menyimak gagasan dari orang lain.
2) Penyidikan (investigastion).
Untuk menciptakan ide-ide baru dan konsep baru tentang suatu bidang tertentu, seseorang harus memahami dan mempelajari dahulu masalahnya dan komponen-komponen dasarnya. Melalui penyelidikan beberapa hal tersebut dapat dipenuhi dan dilaksanakan.
3) Transformasi (tranformation).
Berbagai informasi yang telah dikumpulkan mungkin terdapat beberapa persamaan dan perbedaan yang jelas terlihat dan perlu dicari pemecahannya, dengan transformasi kedua hal tersebut dapat diambil satu jalan keluar yang memuaskan. Dengan hal ini diperlukan dua tipe berpikir, yaitu berpikir secara konvergen, yaitu kemampuan berpikir untuk mengambil persaamaan-persamaan dari berbagai kejadian atau informasi yang telah dikumpulkan, dan berpikir secara divergen yaitu kemamapuan berpikir untuk bisa membedakan dari beberapa hal yang kelihatannya sama tapi sebenarnya berbeda.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan mentransformasikan informasi ke dalam ide-ide kreatif dan inovatif, yaitu:
a) Evaluasi begian-bagian dari situasi beberapa saat, dengan mengambil gambaran luasnya.
b) Susun kembali bagian-bagian dariunsur situasi tersebut, sehingga dsapat diketahui secara tepat perbedaan dan persamaan dari beberapa informasi yang ada.
c) Buatlah alternatif-alternatif pemecahan masalah terhadap situasi tertentu dengan pendekatan khusus.
d) Lawan godaan yang memancing untuk membuat keputusan yang tergesa-gesa dalam pemecahan suatu persoalan atau mencari peluang.
4) Penetasan (incubation)
Mempersiapkan alam bawah sadar untuk merenungkan informasi yang telah terkumpul, berbagai cara dapat dilakukan dalam rangka untuk mengaktifkan alam bawah sadar sebagai proses inkubasi berpikir kreatif, beberapa cara tersebut antara lain:
a) Menjauhkan diri dari situasi, dengan melakukan hal tertentu yang tidak ada kaitannya dengan permasalahan yang Anda hadapi.
b) Sediakan waktu untuk menghayal. Dengan menghayal proses alam bawah sadar akan mudah terbangun.
c) Santai dan bermain secara teratur. Terkadanf dengan bermain atau melakukan kesibukan-kesibukan lain, alam bawah sadar akan memunculkan ide-ide tertentu yang berkaitan dengan permasalahan yang Anda hadapi.
d) Berkhayal dengan peluang atau masalah, dengan berkhayal tentang peluang dan dan masalah sebelum tidur akan memberikan umpan kepada alam bawah sadar untuk menemukan pemecahannya.
e) Kejarlah masalah dan peluang meskipun dalam lingkungan yang berbeda dimana saja.
5) Penerangan (illumination)
Penerangan akan muncul pada tahap inkubasi yaitu ketika muncul pemecahan masalahsecara spontan yang menyebabkan adanya titik terang. Dalam tahap ini, semua tahapan sebelumnya muncul secara bersama-sama menghasilkan ide kreatif dan inivatif.
6) Pengujian (verifikation)
Munculnya pemecahan masalah yang sepontan tersebut harus Anda uji dulu bagaimana kefektifannya dengan melakukanpercobaan, simulasi, tes pemasaran, membangun pilot project, membangun prototipe dan berbagai aktivitas yang lain yang tujuannya untuk membuktikan ide-ide baru yang akan dilaksanakan.
7) Implementasi (implementation)
Mentransformasikan ide-idyang dimiliki ke dalam bisnis yang nyata, sehingga peran sebagai wirausaha dapat dilaksanakan.
b. Contoh pemanfaatan peluang secara kreatif.
1) Memanfaatkan barang-barang bekas.
a) Sedotan minuman bekas yang dibuat menjadi hiasan dinding atau bunga yang unik dan beraneka warna.
b) Bulu ayam yang dibuat menjadi aksesoris hiasan, misalnya dibentuk menjadi kupu-kupu berbagai bentuk dan ukuran, lukisan dan sebagainya.
c) Kain perca dibuat menjadi keset, baju boneka, tempat pensil dan sebagainya.
d) Kaleng bekas yang dibuat berbagai bentuk vas bunga yang unuk dan menarik, dan lain-lain.
2) Memanfaatkan bahan yang sudah tersedia dialam.
a) Membuat gerabah dari tanah liat.
b) Membuat berbagai bentuk ukiran dari batu atau kayu.
c) Membuat berbagai bentuk vas bunga dan asbak dari pasir dan lain-lain.
3) Memanfaatkan waktu, kondisi dan situasi disekitarnya.
a) Berjualan aneka perlengkapan sekolah saat menjelang tahun ajaran baru.
b) Membuka usaha parcel dan kado bimgkisan saat menjelang lebaran, tahun baru, natal, atau momen lain.
c) Berjualan aneka minuman dingin saat musim kemarau.


- ooo –

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More